
Kasus Sifilis di Jepang Melebihi 10.000 dengan Tingkat Penyebaran Tercepat
Kasus sifilis di Jepang dilaporkan telah melebihi angka 10.000 dengan tingkat penyebaran yang tercepat. Setidaknya jumlah total kasus sifilis pada tahun 2023 telah melampaui angka 10.000. Ini merupakan kali pertama tercatat terjadinya peningkatan kasus dalam waktu yang begitu singkat. Para ahli medis menganjurkan agar masyarakat melakukan tes sifilis meskipun tidak mengalami gejala, guna menghentikan penyebaran penyakit ini.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Institut Penyakit Menular Nasional, pada tanggal 3 September 2023 jumlah kasus sifilis mencapai 10.103, lebih cepat sekitar dua bulan dan 1,24 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Diperkirakan jumlah total kasus pada tahun 2023 akan melebihi angka tahun 2022, menandakan peningkatan kasus selama tiga tahun berturut-turut.
Peningkatan kasus sifilis tidak hanya terjadi di Tokyo, tetapi juga di prefektur-prefektur lain di luar ibu kota seperti Saga, Nagasaki, dan Ishikawa. Hal ini menunjukkan bahwa sifilis sedang menyebar dengan cepat di seluruh negara. Jumlah kasus tertinggi terjadi pada pria yang aktif secara seksual berusia dua puluhan hingga lima puluhan dan wanita berusia dua puluhan.
Beberapa faktor yang berperan dalam peningkatan kasus sifilis di Jepang antara lain rendahnya penggunaan kondom, popularitas aplikasi kencan yang memudahkan hubungan seksual tanpa komitmen, serta peningkatan jumlah wisatawan asing sejak tahun 2010-an. Menariknya, penyebaran COVID-19 tidak tampak mempengaruhi penyebaran sifilis, karena jumlah kasus terus meningkat bahkan saat pandemi berlangsung.
Industri seks juga disebut-sebut berperan dalam peningkatan kasus sifilis, meskipun pekerja seks biasanya mewajibkan penggunaan kondom (dan banyak layanan yang tidak melibatkan penetrasi). Namun, perempuan yang terlibat dalam bentuk prostitusi lain seperti compensated dating dan papakatsu mungkin tidak menerapkan praktik seks aman.
| Sumber