Literasi Indonesia sudah berkembang pesat. Selama 72 tahun eksistensinya, Indonesia sudah cukup lama eksis dalam dunia sastra dan susastra. Tapak tilas ini dirayakan dengan adanya acara festival literasi se-ASEAN atau ASEAN Literary Festival. Meski demikian, mengingat Indonesia adalah negara dengan minat literasi terendah kedua sedunia, atau terendah pertama se-Asia Tenggara menurut data tahun 2016, Indonesia juga adalah negara dengan perkembangan industri literasi yang amat sangat lambat.

Dengan rintangan yang ada ini, cukup menakjubkan ada sebuah komunitas yang mau melawan arus tengah industri literasi post-postmodern yang dikuasai oleh novel-novel bernuansa romansa dan religi. Komunitas ini adalah LightNovel.ID yang sebelumnya bernama LNNRI atau Light Novel dan Novel Ringan Indonesia yang juga sebelumnya adalah LNI atau Light Novel Indonesia.

Setelah berada selama 4 tahun, komunitas ini akhirnya bisa menempatkan dirinya di permukaan peta industri nusantara. Setelah selama dua tahun ini adanya uji coba ekspansi industri—yang meski hasilnya belum bisa dibilang memuaskan—ke subkategori novel ringan, komunitas ini masih bisa eksis, bahkan mendapatkan tempat di Festival Literasi ASEAN 2017 yang terhitung tahun ini telah mengadakan acaranya sebanyak 4 kali.

Acara bergengsi ini akan diadakan di pelataran Museum Sejarah Jakarta, di Kota Tua, Jakarta Barat pada tanggal 3-6 Agustus. Komunitas LightNovel.ID mendapat kehormatan mengisi salah satu booth komunitasnya. Di sana, komunitas tersebut akan menyuguhkan beberapa contoh karya—baik novel ringan yang berasal dari Jepang, maupun novel ringan cetak karya anggota kreatif komunitas. Sejauh ini, karya yang dipastikan akan mengisi booth komunitas LightNovel.ID adalah sebagai berikut:

  • She Loves You, karya Rekai R,
  • Thesis Lambda Merah, karya Anssen Augustus,
  • Beast Taruna, karya Aditya Wardhana,
  • Vandaria Saga, karya Andry Chang,
  • The Alternative, karya Snow Sastromiharjo, dan…
  • My Dearest, karya R Lullaby,

Di acara nanti, komunitas tersebut juga akan melakukan sosialisasi kepada pengunjung acara, menyebarkan paham-paham produk pop-kultur sastra post-postmodern yang wajib ada apabila industri literasi memang ingin selamat melawan jaman, terutama novel ringan. Selain itu, tentunya mereka juga akan menjual novel-novel yang dipresentasikan kepada pengunjung.

ASEAN Literary Festival ini bisa dikunjungi tanpa ada pungutan biaya. Selain dari komunitas LightNovel.ID, akan ada juga workshop-workshop yang dibawakan oleh petinggi-petinggi industri literasi tanah air, dan se-Asia Tenggara.

| Informasi yang disampaikan berasal dari pihak pemberi siaran pers dan tidak merepresentasikan kebijakan editorial KAORI.